Berbeda dengan sel sperma yang diproduksi seumur hidup oleh pria,
sel telur pada wanita terbatas jumlahnya. Jumlah sel telur wanita, pada usia
tujuh tahun adalah sekitar 300.000. Akan tetapi, jumlah tersebut berkurang
seiring waktu. Selama masa reproduksi, sel telur yang akan dilepaskan hanya
sekitar 400–500 buah sel telur (Starr and Taggart, 1995: 780). Sel telur
tersebut diovulasikan setiap bulan mulai dari masa aktif reproduksi saat
menstruasi kali pertama. Jadi, kurang lebih wanita akan mengalami masa subur
dalam waktu 33 hingga 41 tahun atau dalam rentang usia 12 hingga 45–63 tahun.
Oosit primer telah dibentuk pada saat organogenesis bayi di dalam rahim
dan telah mencapai tahap profase I. Setelah oosit terbentuk, oosit mengalami
masa penantian (arestasi) hingga akhirnya wanita tersebut mulai memasuki masa subur yang
ditandai dengan menstruasi. Kemudian, oosit melanjutkan pembelahan meiosisnya
menjadi dua buah oosit sekunder. Salah satu dari oosit tersebut, akan mengalami
degenerasi sehingga hanya ada satu oosit yang akan berkembang. Oosit
degeneratif (badan polar) hasil meiosis I tidak akan ikut dalam meiosis II. Oosit sekunder, lalu
akan mengalami pembelahan meiosis kedua menghasilkan satu buah oosit
fungsional. Oosit fungsional tersebut kemudian yang akan diovulasikan setiap
bulan (dalam periode lebih kurang 28 hari) selama masa subur wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar