Pada wanita, hormon yang
berperan dalam pendewasaan seksual primer dan sekunder adalah hormon estrogen,
biasanya terjadi pada usia 11–13 tahun. Ciri-ciri seksual sekunder pada wanita
adalah mulai tumbuhnya bagian-bagian khas seorang wanita, seperti payudara,
pinggul, serta tumbuh rambut di sekitar kelamin dan ketiak. Hormon pada wanita
juga banyak memengaruhi siklus reproduksi dan proses kehamilan.
Organ reproduksi wanita dimulai dari tempat pembentukan sel telur yang
disebut ovarium. Ovarium ada sepasang dan setiap bulannya bergantian menghasilkan
sel telur. Pada manusia, sel telur berkembang di sebuah kantung khusus yang
disebut folikel de Graaf. Di kantung ini, sel telur mengalami pertumbuhan hingga akhirnya
dikeluarkan dari ovarium. Proses keluarnya sel telur dari ovarium disebut ovulasi.
Sel telur yang diovulasikan akan bergerak menuju dinding rahim
melalui sebuah saluran yang dinamakan tuba
Fallopi. Di saluran inilah umumnya fertilisasi oleh
sperma terjadi. Sel telur yang dibuahi atau yang tidak dibuahi akan mencapai
uterus dalam jangka waktu satu minggu. Dinding uterus mengandung banyak
pembuluh darah yang menyediakan suplai makanan
dan
oksigen bagi calon bayi.
Rahim mempunyai ukuran panjang sekitar 7 cm dan lebar sekitar 4–5 cm.
Namun, akan mampu menampung bayi dengan panjang 45 cm dan berat hingga 4 kg.
Jika tidak terjadi pembuahan, dinding endometrium rahim akan meluruh sehingga
terjadilah menstruasi pada wanita. Proses tersebut dipengaruhi oleh
hormon-hormon yang saling bekerja sama untuk mempersiapkan
kehamilan.
Sebelum memasuki rahim, terdapat saluran reproduksi yang disebut leher rahim (cervix). Pada bagian
ini, disekresikan cairan yang berguna mencegah masuknya bakteri dan kuman
lainnya penyebab infeksi. Pada masa ovulasi, cairan ini akan sangat kondusif
terhadap pergerakan sperma. Namun, setelah masa ovulasi cairan tersebut
biasanya akan mengental untuk mencegah masuknya sel sperma.