Kamis, 29 Januari 2015

Filum Platyhelminthes

Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang
struktur tubuhnya paling sederhana. Kata
Platyhelminthes berasal dari bahasa Latin, platy
(pipih) dan helminthes (cacing atau vermes), sehingga
kelompok ini disebut cacing pipih. Dibandingkan
denga Filum Porifera dan Cnidaria, organisasi tubuh
cacing pipih ini sudah sedikit lebih maju.
Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak, simetri
bilateral dan bersifat hermaprodit. Tubuh dapat dibedakan
dengan tegas antara posterior dan anterior, dorsal dan ventral.
Bersifat tripoblastik, dinding tubuh terdiri atas 3 lapisan,
yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Sistem
pencernaan makanan gastrovaskuler, tidak memiliki rongga
tubuh. Alat ekskresi berupa sel-sel api dan belum punya alat
peredaran darah maupun alat respirasi. Sistem syarafnya
disebut sistem syaraf tangga tali, terdiri atas sepasang
ganglion (simpul syaraf ) anterior yang
dihubungkan oleh satu sampai tiga pasang tali saraf memanjang.



Berdasarkan bentuk tubuh dan sifat hidupnya, Platyhelminthes
dibagi menjadi tiga kelas yaitu, Kelas Turbellaria, Kelas Trematoda, dan
Kelas Cestoda. Berikut penjelasan untuk masing-masing kelas tersebut.
a. Kelas Turbellaria
Sebagian besar anggota Turbellaria hidup bebas, hanya beberapa
yang parasit. Bisa ditemui di ekosistem air tawar, air laut, maupun
terestrial. Tubuhnya berbentuk seperti daun, tidak bersegmen, pada
epidermis terdapat bulu-bulu getar, dan intestinumnya bercabang.
Panjang tubuhnya berkisar 6-15 mm dan tidak memiliki darah.Tubuh
berwarna gelap, coklat dan abu-abu bernapas secara difusi pada permukaan
seluruh tubuh. Contoh anggota
kelas ini adalah Dugesia trigina, yang
lebih dikenal dengan nama Planaria
(Gambar 8.13). Cacing planaria hi -
dup bebas di air tawar yang jernih
dan mengalir sepanjang tahun, menempel
pada batu atau dedaunan
yang jatuh.
b. Kelas Trematoda
Trematoda merupakan cacing parasit pada vertebrata. Tubuhnya
tertutup lapisan-lapisan kutikula. Kelompok ini disebut juga sebagai
cacing penghisap, karena mempunyai alat penghisap atau sucker.
Contoh anggota kelas ini adalah cacing hati (Fasciola hepatica) dan
Clonorchis sinensis. Untuk lebih memahami kedua spesies tersebut cermati
uraian berikut.
1) Fasciola hepatica
Cacing ini hidup sebagai parasit di dalam hati manusia dan
hewan ternak seperti sapi, babi, dan kerbau. Tubuhnya mencapai
panjang 2-5 cm, dilengkapi alat penghisap yang letaknya mengelilingi
mulut dan di dekat perut (Gambar 8.14). Cacing hati
berkembangbiak secara seksual dengan pembuahan silang atau
pembuahan sendiri (hermaprodit).













Fasciola hepatica memiliki siklus hidup mulai dari dalam
tubuh inangnya, ketika keluar dari tubuh inang, sampai
kemudian masuk kembali sebagai parasit di tubuh inang yang
baru. Perhatikan Gambar 8.15. Di dalam tubuh inangnya, cacing
dewasa memproduksi sperma dan ovum kemudian melakukan
pembuahan. Telur yang telah dibuahi kemudian keluar dari tubuh
inang bersama feses (kotoran). Bila jatuh di tempat yang sesuai,
telur ini akan menetas dan menjadi mirasidium (larva bersilia).
Mirasidium kemudian berenang di perairan selama 8-20 jam.
Bila menemukan siput air (Lymnaea javanica), mirasidium akan
masuk ke tubuh siput tersebut, tetapi bila tidak bertemu siput
air mirasidum akan mati. Di dalam tubuh siput, mirasidium
kemudian tumbuh menjadi sporoskista. Sporokista kemudian
berpartenogenesis menjadi redia dan kemudian menjadi serkaria.
Serkaria membentuk ekor dan keluar menembus tubuh siput,
kemudian berenang beberapa lama sehingga melepaskan ekornya
di rumput dan tumbuhan air untuk menjadi metaserkaria.
Metaserkaria kemudian membungkus diri dengan kista (cyste)
sehingga dapat bertahan pada rumput atau tumbuhan lain,
menunggu termakan oleh hewan. Ketika kista ikut termakan
bersama tumbuhan, kista akan menembus dinding usus lalu
masuk ke hati, kemudian berkembang hingga dewasa dan bertelur
kembali mengulang siklus yang sama.
2) Clonorchis sinensis
Cacing ini hidup di dalam hati dan saluran empedu manusia,
anjing, atau kucing. Siklus hidupnya mirip dengan cacing hati.
Inang perantaranya adalah siput, ikan, atau udang.


1 komentar:

  1. Makasih untuk informasi yang diberikan mas
    salam kenal dari saya s-widodo.com
    kami adalah jasa web design atau modifikasi blog

    BalasHapus