Senin, 26 Januari 2015

Klasifikasi Makhluk Hidup

Dalam kehidupan sehari-hari, kalian sering melakukan
 pengelompokan terhadap benda-benda tertentu, bukan?
 Misalnya, kalian mengelompokkan sendok, piring, dan
gelas dalam kelompok alat-alat makan. Selain itu, kalian
 juga mengelompokkan bus, motor, dan mobil dalam
kelompok alat-alat transportasi. Pengelompokan alat-alat
 makan dan transportasi tersebut adalah berdasarkan
fungsinya masing-masing. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa setiap pengelompokan pasti didasarkan
 pada dasar pengelompokan. Begitu pula halnya dengan
klasifi kasi makhluk hidup.



1. Tujuan dan Manfaat Klasifi kasi Makhluk Hidup
Jumlah tumbuhan dan hewan sangat banyak, sehingga
tidak mungkin menghafalkannya satu per satu. Oleh
karena itu, kita perlu melakukan klasifi kasi. Dengan
klasifi kasi, kita dapat me ngenal sifat suatu spesies
dengan melihat spesies lain yang merupakan anggota
kelompok yang sama atau dengan melihat nama
kelompoknya. Contohnya kita dapat mengelompokkan
seluruh jenis hewan menjadi dua kelompok besar,
yaitu hewan bertulang belakang (vertebrata) dan hewan
tidak bertulang belakang (invertebrata). Kemudian,
kelompok hewan vertebrata dikelompokkan menjadi
kelompok yang lebih kecil lagi, yaitu kelompok ikan
(Pisces), kelompok hewan dua alam (Amfi bi), kelompok
hewan melata (Reptil), kelompok hewan menyusui
(Mammalia), dan kelompok hewan bersayap (Aves).
Kelompok-kelompok tersebut dikumpulkan berdasarkan
persamaan sifat.
Kelompok ikan, misalnya, merupakan kumpulan dari
berbagai jenis hewan yang hidup di air dan memiliki
kesamaan sifat-sifat tertentu sehingga disebut seba gai
ikan. Misalnya mempunyai sisi, bernapas dengan insang,
dan berenang dengan sirip. Kegiatan mengklasifi kasikan
makhluk hidup sangat bermanfaat bagi manusia. Dengan
klasifi kasi tersebut akan mempermudah kita dalam
mempelajari berbagai jenis makhluk hidup yang ada di
dunia ini. Manfaat lainnya adalah memudahkan langkah-
langkah pelestarian keanekaragaman hayati.
2. Proses dan Hasil Klasifi kasi Makhluk Hidup
Para ilmuwan melakukan pengelompokan makhluk hidup
dengan cara mencari persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
Makhluk hidup yang memiliki kesamaan ciri (sifat)
dikelompokkan dalam satu kelompok atau takson.
Misalnya, ayam dan burung dimasukkan dalam satu
kelompok karena memiliki ciri yang sama, yaitu berbulu,
memiliki paru, dan berkembang biak dengan bertelur.
Sementara itu, hewan yang memiliki perbedaan sifat akan
dimasukkan dalam kelompok yang berbeda pula. Misalnya,
kita akan mengelompokkan beberapa hewan, yaitu sapi,
kerbau, kambing, kucing, itik, ayam, angsa, merpati, dan
jalak. Hewan-hewan tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama berdasarkan
kesamaan ciri tubuhnya yang berambut. Kelompok ini
terdiri dari sapi, kerbau, kambing, dan kucing. Sedangkan
kelompok kedua berdasarkan kesamaan ciri tubuhnya yang
berbulu. Kelompok ini terdiri dari itik, ayam, angsa, merpati,
dan jalak.
Berdasarkan cara pengelompokannya, sistem klasifi kasi
makhluk hidup dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sistem
artifisial, sistem alamiah, dan sistem fi logeni. Masing-
masing sistem klasifi kasi tersebut memiliki dasar
pengelompokkan tertentu.
Pada sistem artifisial (buatan), klasifi kasikan dilakukan
berdasarkan struktur morfologis, anatomi, dan fi siologi
(terutama pada alat perkembangbiakan dan habitat
makhluk hidup). Contoh sistem klasifi kasi ini adalah
yang dilakukan oleh Th eopratus dalam bukunya
Historia Plantarum. Ia membagi tumbuhan menjadi
empat kelompok berdasarkan penampakannya, yaitu
pepohonan, perdu, semak, dan gulma. Sistem yang lain
dikemukakan oleh Aristoteles dalam bukunya
Historia Animalum. Ia mengelompokkan hewan
menjadi dua kelompok, yaitu hewan berdarah dan
hewan tak berdarah. Tokoh lain yang
mengembangkan sistem ini adalah Carolus linneaus.
Pada sistem alamiah, hasil klasifi kasi (takson) terbentuk
secara alami, sesuai kehendak alam. Dasar klasifi kasi
yang digunakan yaitu banyak sedikitnya persamaan,
terutama morfologi. Pelopornya adalah Michael Adanson
dan Jean Baptise de Lamarck. Mereka mengelompokkan
hewan menjadi empat kelompok, yaitu hewan berkaki
empat, hewan berkaki dua, hewan bersirip, dan hewan
tidak berkaki. Selanjutnya, hewan berkaki empat dibagi
lagi menjadi kelompok hewan berkuku genap dan berkuku
gasal. Sedangkan sistem fi logeni merupakan klasifi kasi
yang mengacu pada teori evolusi. Teori tersebut menyatakan
bahwa spesies yang ada di muka bumi akan mengalami
perubahan terus menerus sejalan dengan perubahan
lingkungan, sehingga menghasilkan spesies yang berbeda.
Organisme baru dilahirkan oleh organisme pendahulunya
yang mengalami perubahan (meliputi perubahan susunan
gen) yang mengakibatkan perubahan pada sifat organisme
tersebut. Proses ini berlangsung
lambat dan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Dengan menggunakan sistem ini, jauh dekatnya
hubungan kekerabatan antar takson dapat
terlihat dengan jelas. Semakin dekat hubungan
perkerabatan, semakin banyak persamaannya.
Dalam sejarah perkembangannya, berbagai sistem
klasifi kasi pernah dikemukakan oleh para ahli,
mulai dari sistem dua kingdom sampai sistem yang
sekarang umum dipakai.
Pada tahun 1758, Carolus Linnaeus mengusulkan
sistem dua kingdom. Ia mengelompokkan makhluk
hidup menjadi 2 kingdom (dunia), yaitu Dunia
Hewan (Animalia) dan Dunia Tumbuhan (Plantae).
Semua organisme yang tidak memiliki dinding sel
dan mempunyai kemampuan berpindah tempat
dimasukkan dalam kelompok hewan.
Sedangkan organisme yang memiliki dinding sel,
mampu melakukan fotosintesis, dan tidak dapat
berpindah tempat dimasukkan dalam kelompok
tumbuhan.Menyempurnakan sistem dua kingdom,
pada tahun 1866, Ernest Haeckel mengusulkan
sistem tiga kingdom. Di dalam sistem ini,
makhluk hidup dibagi Dunia Hewan (Animalia),
Dunia Tumbuhan (Plantae), dan Dunia Protista.
Dunia Protista mencakup bacteria, Protozoa, dan
Porifera. Selain Haeckel, sistem tiga kingdom juga
diusulkan oleh Antoni Van Leuwenhoek, tetapi
kingdom yang ketiga bukan Protista, melainkan
Fungi (Dunia Jamur). Leuwenhoek
menggunakan dasar pengelompokan berupa cara
memperoleh nutrisi. Fungi merupakan kelompok
organisme yang memperoleh makanannya
de ngan menguraikan dan menyerap media,
Plantae merupakan kelompok organisme yang
mendapatkan makanan dengan melakukan
fotosintesis, dan Animalia merupakan kelompok
organisme yang memakan organisme lain, baik
fungi, tumbuhan, maupun hewan lain.
Sistem empat kingdom muncul menyusul sistem
tiga kingdom, diusulkan oleh Copeland pada tahun
1956. Copeland mengelompokkan makhluk hidup
menjadi empat kingdom, yaitu Monera (termasuk
bacteria), Protoctista (pengganti nama Protista),
Plantae (tumbuhan, termasuk fungi), dan Animalia.
Sistem serupa juga dikemukakan oleh
Eduard Chatton (1939) yang menggunakan dasar
klasifi kasi berupa ada tidaknya membran yang
membungkus inti sel (eukariotik dan prokariotik).
Dalam perkembangan selanjutnya, Sistem lima
kingdom kemudian muncul mengikuti
perkembangan sistem-sistem sebelumnya.
Pada tahun 1969, R. H. Whittaker mengelom-
pokkan makhluk hidup menjadi Monera
(memiliki tipe sel prokariotik, meliputi Bakteri
dan Cyanobacteria), Protista (organisme
eukariotik bersel tunggal, meliputi Protozoa
dan Algae), Fungi (eukariotik, multiseluler,
mengurai medium dan menyerap makanan),
Plantae (eukariotik, multiseluler, dan autotrof
karena mampu berfotosintesis, Meliputi
Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta),
dan Animalia (eukariotik, multiseluler, heterotrof ).
Ke depan sistem klasifi kasi akan semakin
berkembang sehubungan dengan adanya
kemajuan teknologi di bidang biologi, terutama
biologi molekuler. Bahkan saat ini juga sudah
diajukan sistem klasifi kasi enam kingdom dan
sistem tiga domain.
Di dalam berbagai sistem klasifi kasi tersebut,
tingkatan tertinggi kelompok atau makhluk hidup
adalah kingdom (dunia). Kingdom atau dunia
merupakan sebuah golongan (kelompok), disebut
takson. Sebagai takson yang tertinggi, Kingdom
masih dapat dibagi lagi menjadi unit-unit takson
di bawahnya. Urutan unit takson pada hewan adalah
Kingdom (Dunia), Phylum (Filum), Classis (Kelas),
Ordo (Bangsa), Familia (Suku), Genus (Marga), dan
Species (Spesies, Jenis). Untuk tumbuhan urutan
tersebut sama tetapi takson di bawah Kingdom
bukan Phylum, melainkan Divisio (Divisi).
Takson atau kelompok makhluk hidup dapat
memiliki peringkat atau kategori dan takson-takson
tertentu yang diberi nama secara ilmiah. Jadi setiap
takson (kelompok) makhluk hidup di dalam sistem
kalsifi kasi memiliki nama ilmiah tertentu yang
sifatnya khas dan tidak dipakai untuk nama takson
yang lain.
Kingdom atau dunia merupakan tingkatan takson
tertinggi. Kingdom dibagi lagi menjadi fi lum (pada
hewan) dan divisi (pada tumbuhan). Pembagian ini
biasanya berdasarkan pada ciri yang umum. Pada
tumbuhan, misalnya, tumbuhan yang memiliki, akar,
batang, dan daun yang sejati dimasukkan pada Divisi
Spermatophyta. Sedangkan tumbuhan yang tidak
memiliki akar dan batang yang sejati dimasukkan ke
dalam divisi lain, seperti Divisi Bryophyta, Psilophyta,
Lycophyta, dan Filicophyta. Divisi dibagi menjadi
beberapa subdivisi dan kelas.
Divisi Spermatophyta (tumbuhan berbiji) dibagi
menjadi Subdivisi Angiospermae (tumbuhan berbiji
tertutup) dan Subdivisi Gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka). Angiospermae dibagi
lagi menjadi Kelas Monocotyledoneae (tumbuhan
berbiji tertutupdan berkeping satu) dan Kelas
Dicotyledoneae (tumbuhan berbiji tertutup dan
berkeping dua). Di bawah kategori kelas, terdapat
kategori bangsa. Kelas Monocotyledoneae memiliki
beberapa bangsa, contohnya adalah bangsa Poales,
Liliales, dan Bromeliales. Bangsa Poales dibagi lagi
menjadi beberapa suku, contohnya Suku Poaceae dan
Suku Cyperaceae. Suku Poaceae (suku rumput-
rumputan) memiliki bebe rapa marga, misalnya,
Marga Oryza. Marga merupakan takson yang
mencakup sejumlah spesies yang memiliki persamaan
struktur alat reproduksi (jenis kelamin). Di bawah
marga adalah kategori spesies atau jenis. Spesies
merupakan populasi yang setiap individu yang
menjadi anggotanya memiliki kesamaan pada sifat
morfologi, anatomi, fisiologi, dan jumlah kromosom
serta susunan kromosomnya.
Marga Oryza memiliki jenis Oryza sativa (padi).
Apabila antarindividu satu jenis melakukan perkawinan,
maka akan dihasilkan keturunan yang fertil (subur).
Tetapi khusus untuk organisme prokariotik konsep
spesies tersebut tidak berlaku.
Ketujuh tingkatan takson tersebut adalah tingkatan
yang umum disebut. Selain itu, masih terdapat
kategori (peringkat) yang lain yang letaknya berada
di antara takson-takson tersebut. Yang berada di
bawahnya diawali dengan kata sub, yaitu
subkingdom, subphylum, subordo, dan subspesies.
Sedangkan apabila kategorinya lebih tinggi, diawali
dengan kata super, yaitu superclassis, superordo,
dan superfamilia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar